Translate

Jumat, 07 Februari 2014

9 Bulan 19 Hari

Dan seperti inilah akhir dari cerita ini

Kisah yang tak berawal

Berakhir dengan kejelasan yang ada

Selamanya kamu akan pergi jauh dariku

Seperti debu yang terlepas dari tanganku

Kamu hanya ada untuk bisa aku lihat

Namun tak untuk aku miliki

Dinding kaca besar itu

Hanya mengizinkanku untuk melihatmu

Sama sekali tak mengizinkanku untuk menyentuhmu

Aku ingin berteriak,
 "ITU TIDAK ADIL!"

Tapi, siapa yang mau mendengar teriakku?

Kamu bahkan tidak peduli aku

Kamu bahkan tak melihatku

Kamu... Ya... Kamu...

Aku Harus Melupakanmu

Sabtu, 01 Februari 2014

Situ Bagendit

Nyai Bagendit adalah seorang janda. Dia adalah orang terkaya di desa. Dia memiliki rumah yang sangat besar dipenuhi perhiasan. Dia juga telah mempunyai banyak pelayan yang bekerja untuknya .Nyai Bagendit juga dikenal karena sikap buruknya . Dia tidak suka membantu orang lain . Setiap kali warga desa membutuhkan uang , mereka meminjam uang darinya . Namun , ketika mereka mengembalikannya , warga harus membayar dua kali lipat . Jika mereka tidak mampu mengembalikan utang , Nyai Bagendit akan meminta pelayannya untuk mengambil barang-barang warga .Nyai Bagendit juga membenci pengemis . Dia berpikir bahwa pengemis adalah orang-orang malas . Dia tidak pernah merasa kasihan untuk setiap pengemis yang datang ke rumahnya . Jadi ketika pengemis tua datang ke rumahnya , Nyai Bagendit segera memintanya untuk pergi ."Pergilah kamu wanita tua malas! Pergi dari rumahku!" . "Tolong , Nyai , berilah saya sedikit uang atau sekedar memberi saya beberapa makanan . Saya sangat lapar" kata pengemis . "Makanan? Anda meminta makanan? Ini rumahku bukanlah sebuah restoran . Pergilah sekarang! Saya tidak ingin melihat Anda di sini! "
Nyai Bagendit melemparkan batu ke pengemis tua. Pengemis tua sangat sedih. Dia kemudian berkata, "Nyai Bagendit, Saya tahu anda adalah orang kaya di desa ini. Anda memiliki segalanya tapi Anda tidak pernah membantu orang lain. Anda tidak bersyukur kepada Tuhan. Tunggu hukuman dari Tuhan. Anda akan dihukum!" Pengemis tua kemudian meninggalkan rumah Nyai Bagendit. "Ha ha ha! Anda benar. Saya orang terkaya di sini. Jadi tidak ada yang bisa menghukum saya, bahkan Tuhan tidak bisa menghukum saya!" Nyai Bagendit sangat arogan. Nyai Bagendit kemudian kembali ke rumah besar itu.
Tidak lama setelah itu, gempa bumi terjadi. Rumahnya roboh. Nyai Bagendit berteriak minta tolong. "Bantu aku! Seseorang tolong bantu aku!". Tapi tak seorang pun mendengar dia menangis meminta bantuan. Tak seorang pun di desa merasakan gempa. Luar biasa, gempa hanya terjadi di rumah Nyai Bagendit. Tanah dibuka. Seluruh rumah Nyai Bagendit dan semua kekayaannya lenyap. Penduduk desa hanya menyaksikan apa yang terjadi pada Nyai Bagendit dan rumahnya. Mereka kagum. Mereka tahu bahwa Tuhan menghukum Nyai Bagendit karena berperilaku buruk dan tidak pernah membantu orang lain. Perlahan-lahan, tempat dimana rumah Nyai Bagendit berdiri menjadi danau. Sejak itu, orang menamainya sebagai Danau Situ Bagendit. Ini berarti Danau Bagendit.


(Scaffolding - English For Grade IX Students (halaman 182)
By. Tania Yulinar